Tidak ada yang lebih penting dalam pergaulan umat manusia di dunia ini selain komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan suatu pikiran, gagasan atau ide, atau pesan dari seseorang kepada orang lain. Kita berkewajiban untuk mengupayakan segala cara untuk menggunakan semua alat yang ada agar penyuluhan menjadi efektif. media penyuluhan ini adalah salahsatu media visual yang memaparkan penyuluhan pada komoditi bidang pertanian, perikanan dan kehutanan.

Tagih Janji diangkat PNS, Ribuan THL-TB Penyuluh Pertanian Demo di Depan Istana

DIOLUHTAN. Sekitar lebih 2000 massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (FK THL-TBPP) Nasional, menggelar aksi di Istana Negara Jakarta. Mereka menuntut dan menagih janji pemerintah agar mengangkat 19.156 orang tenaga lepas menjadi pegawai PNS tanpa batasan usia. THL-TBPP sebagai tenaga penyuluh pertanian telah direkrut sejak tahun 2007, 2008, dan 2009 melalui seleksi ketat. Sudah berulang kali mereka dijanjikan adanya pengangkatan menjadi pegawai pemerintah dengan status yang lebih jelas, namun hingga saat ini belum terealisasi.
Koordinator Lapangan (korlap) Nasional FK THL-TBPP, Abdul Mujid Efendi. Para penyuluh pertanian ini sudah bekerja hampir selama 10 tahun. "Tuntutan kita ialah agar diangkat semua jadi PNS tanpa pengelompokan usia. Karena memang kita sudah mengabdi di pegawai pemerintahan ini selama 10 tahun," ujar Abdul Mujid di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (6/9/2016).
THL-TBPP melakukan Demo (foto : detik.com)
Abdul Mujid menambahkan bahwa pemerintah sudah berjanji ihwal pengangkatan ini. Ia menceritakan kronologi bahwa janji yang diucapkan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. "Sebelumnya Mentan janji sama kita terkait kegiatan di Banten, pada waktu itu kita diundang perwakilan per kabupaten 3 orang. Di situ kita buat perjanjian tapi tanpa hitam di atas putih. Kami diberikan tantangan kalau pada musim tanam, November-Maret itu kita berhasil tanam seluas 9 juta hektar se-Indonesia, kita akan diangkat PNS. Itu tahun 2015," ujar Abdul Majid.
Baca Pula : FK THL-TBPP Meminta Pengangkatan 19.156 orang THL-TBPP menjadi PNS tanpa Batasan Usia

Setelah itu, Menteri Amran berjanji akan bertemu dengan para perwakilan di bulan Maret 2016. Itu adalah masa panen raya. Janji yang diucap tidak lantas teralisasi. Abdul Mujid melanjutkan, pada Maret 2016 itu mereka mendapatkan tantangan lagi dari pihak Kementan. "Maret kita ditantang lagi, kalau kita berhasil mengirim hasil panen ke bulog, kalau di Jabar targetnya 2.000 ton, Jatim 5.000 ton. Kita akan diangkat jadi PNS kalau berhasil. Itu ditargetkan musim panen Maret-Juni. Dan kita berhasil capai target itu," ucap Abdul Mujid.
FK THL-TBPP pun sempat melakukan lobi ke Kementerian Pertanian dan DPR agar masalah janji ini dapat diselesaikan. Targetnya ialah dinaikkan statusnya. Sebab, mereka saat ini hanya menerima gaji 10 bulan. Sementara mereka bekerja penuh selama 12 bulan.
Abdul Mujid kecewa. Menurutnya, para penyuluh pertanian sudah bekerja total untuk dapat memenuhi target yang dicanangkan pemerintah. Namun janji yang diusung tidak lantas diwujudkan. "Kalau kita bicara kepentingan negara, terkait masalah pangan, seharusnya kita mudah untuk dianggat jadi PNS. Ini sudah kita buktikan dengan kerja kita. Tahun 2009 kita swasembada pangan, 2010 kita bisa ekspor walaupun tidak banyak, tapi kita surplus. Kita juga fasilitasi petani dan advokasi petani agar harga gabah tidak rendah," paparnya.
Penyuluh pertanian dari Rembang, Nur juga mengungkapkan keluhannya. Pada periode 2006-2013 para penyuluh diminta meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai (pajale). Target ini berhasil dicapai namun status mereka tidak kemudian diangkat jadi PNS.
Di saat mereka masih belum direalisasikan janji, mereka mendapatkan tambahan target pencapaian. "Tahun ini kita ditambah lagi targetnya jadi pajale dagubabe atau padi, jagung dan kedelai daging, bawang dan cabe," kata Nur.
Saat ini 10 orang perwakilan dari FK THL-TBPP tengah masuk ke dalam Istana Negara. Mereka akan menyampaikan aspirasi langsung kepada Presiden Joko Widodo. "Harapan kami, yang bisa selesaikan masalah ini adalah presiden. Karena cuma dia yang bisa mengambil keputusan soal pengangkatan PNS ini. Seharusnya tidak sulit, karena kami penyuluh pertanian juga mendukung program Nawacita Presiden Jokowi," tutur Abdul Majid. 
Sementara di medsos banyak komentar beragam diantara Zedin Oktavia yang mengucapkan selamat buat THL-TBPP dengan harapan semoga semua THL-TBPP di angkat PNS semua tanpa kecuali. Fakta dilapangan mulai tahun 2015 dan seterusnya, banyak penyuluh senior semakin tua dan pension, masa tidak ada gantinya, tidak ada rekrutmen baru sebagai regenerasi penyuluh karena kebijakan moratorium oleh pemerintah. “Tenaga penyuluh sangat sedikit dan akan habis, sementara beban kerja semakin banyak dan berat, seandainya THL semua diangkat PNS pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tenaga penyuluh yang diperkirakan tahun 2021 penyuluh akan dominan habis karena pensiun, tingal segelintir saja yang tersisa seperti saya yang direkrut terakhir” tulisnya
Sementara Sukarni Samuraikiping mengatakan bahwa jika THL rekrutannya berdasarkan usia >/=35 tahun perlu adanya kajian ulang juga bagi yg berusia diatasnya karena hal pengabdian tidak boleh dibedakan, mohon pemerintah memperhatikan juga!. “Semoga perjuangan teman-teman lekas terwujud dan benar-benar menjadi pegawai. Penyuluh Pertanian sebagai ujung tombak, gurunya para petani harusnya kesejahteraan, sarana dan prasarananya juga harus ditingkatkan demi kejayaan dan kemandirian pangan Indonesia” tukasnya.
Sumber : www.detik.com 
Previous
Next Post »
Post a Comment
Thanks for your comment